k13tiumb

Senin, 23 November 2009

METODA SPEKTROSKOPIK

1.Penetapan Kadar Tembaga dalam Tembaga (II) Sulfat
Dasar : Tembaga divalent secara kuantitatif direduksi dalam larutan asam klorida 2 N dengan memakai reduktor perak, ke keadaan tembaga (I). Larutan garam tembaga (I) itu dikumpulkan dalam suatu larutan ammonium besi (III) sulfat, dan ion Fe2+ yang terbentuk dititrasi dalam larutan Cerium (IV) sulfat standar dengan memakai feroin atau asam N-fenilantranilat sebagai indikator.
Reaksi :
CuSO4 + Ag + 2HCl ↔ CuCl + AgCl + H2SO4
2CuCl + (NH4)2SO4.Fe2(SO4)3 ↔ 2CuSO4 + 2NH4Cl + 2FeSO4
FeSO4 + Ce(SO4)2 ↔ Fe2(SO4)3 + Ce2(SO4)3
Cara Kerja :
1. Ditimbang dengan cermat kira-kira 3,1 g kristal tembaga sulfat pro-analisis.
2. Dilarutkan dan diencerkan hingga kira-kira 200 ml dalam sebuah labu volumeri.
3. Dipipet 50 ml ke dalam sebuah piala.
4. Ditambahkan asam klorida 4 N dengan volume yang sama
5. Alirkan larutan ini melalui suatu reduktor perak dengan laju 25 ml/menit dan kumpulkan filtrat dalam sebuah labu.
6. Dalam sebuah elenmeyer diisi dengan 20 ml larutan tawas besi (III) 0,5 N.
7. Dicuci kolom reduktor dengan 6 porsi @25 ml asam klorida.
8. Ditambahkan kira-kira 1 tetes indicator feroin atau 0,5 ml asam N-fenilantranilat.
9. Dititrasi dengan larutan serium (IV) sulfat 0,1 N.
Perhitungan :

2. Penetapan dalam Tembaga (I) Khlorida
Reaksi:
CuCl+(NH4)2SO4.Fe2(SO4)3 ↔ CuSO4+NH4Cl+FeSO4
Cara kerja :
1. Disiapkan larutan ammonium besi (III)sulfat dengan melarutkan 10,0 gram garam pro-analisisnya dalam kira-kira 80ml asam sulfat 6N , dan encerkan menjadi 100ml dengan asam yang sama kekuatannya .
2. Ditimbang dengan cermat kira-kira 0,3 gram dari contoh tembaga (I) klorida.
3. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan 25 ml larutan besi (III) itu
4. Ditetesi dengan indicator feroin .
5. Ditirasi dengan serium (IV)sulfat 0,1N .
6. Dikerjakan blanko.
Perhitungan :

3. Penetapan Nitrit dalam Kalium Nitrit
Dasar : Larutan nitrit ditambahkan kepada serium (IV)sulfat 0,1N berlebih dan kelebihan larutan serium(IV)sulfat ditetapkan dengan suatu larutan besi (II) standar .
Reaksi :
2Ce4++NO2+H2O ↔ 2Ce3++NO3-+2H+
Cara kerja:
1. Ditimbang kira- kira 1,5 gram kalium nitrit dan larutkan dalam 500 ml air yang telah didihkan dalam sebuah labu volunetri .
2. Dalam sebuah Erlenmeyer masukkan 50 ml serium (IV)sulfat 0,1N dan tambahkan 10 ml asam sulfat 4N
3. Pindahkan 25 ml larutan nitrit ke dalam Erlenmeyer dengan menggunakan pipet dan jag ujung pipet agar tereus berada dibawah permukaan cairan selama penambahan .
4. Didamkan selama 5 menit dan titrasi kelebihan serium(IV)sulfat dengan ammonium besi(II)sulfat 0,1N denganasam N-fenilantranilat sebagai indicator .
5. Ulangi titrasi hingga triplo.
6. Standarisasi larutan besi itu dengan mentitirasi 25 ml darinya dengan larutan serium (IV) dengan adanya asam sulfat encer .
7. Tetapkan volume larutan serium (IV)sulfat yang telah bereaksi dengan larutan nitrit .
Perhitungan:

4. Penetapan Uranium dalam Uranil Sulfat
Dasar : Uranium, sebagai uaranium sulfat dalam larutan asam klorida $N direduksi secara kuantitatif menjadi uranium tetravalen ketika dialirkan melalui suatu reduktor perak dengan suhu 60 – 90 0C . uranium (IV) ini dapat dititrasi dengan larutan serium (IV) sulfat .
Reaksi :
U4++2Ce4++2H2O ↔ UO22++2Ce3++4H+
Cara kerja:
1. Dilarutkan garam uranium yang mengandung 0,1 – 0,3 gram uranium dalam 50 ml asam klorida 4N .
2. Dipanaskan sampai suhu 60 – 900C
3. Dilakukan pengolahan pendahuluan terhadap sebuah reduktor perak dengan asam klorida 4N panas dan alirkan larutan uranium (IV) itu melaluinya dengan laju 20 ml / menit .
4. Dicuci dengan asam klorida 4N panas .
5. Didinginkan larutan yang telah direduksi dan tambahkan 3 ml asam posphat 85 % serta 1 tetes indicator feroin .
6. Dititrasi dengan larutan serium (IV)sulfat 0,1N sampai menghilangnya warna merah jambu .
7. Dikerjakan blanko .
Perhitungan:

5. Penetapan Serium (III) Sulfat .
Reaksi :
2Ce3++BiO3-+6H+ ↔ 2Ce4++Bi3++3H2O
Cara kerja A :
1. Garam serium (III) adalah bentuk sulfat dalam 100 ml asam sulfat 1 : 4 diolah dengan 2 gram ammonium sulfat , ditambahkan 2 gram natrium bismutat pro-analisis dan larutan dipanaskan sampai mendidih.
2. Campuran didinginkan sedikit , ditambah 50 ml asam sulfat 2 %
3. Disaring denga cawan gooch , porselin , atau cawan kaca masir dan kemudian dicuci dengan 100 – 150 ml asam sulfat 2 % .
4. Ditambahkan ammonium besi (II) sulfat 0,025 N berlebihan .
5. Kelebihan garam besi (II) dititrasi dengan kalium permangganat 0,1 N sampai warna merah jambu seulas .
Cara kerja B :
1. 100 – 300 ml larutan yang mengandung 0,1 – 0,3 gram serium dan 2,5 – 7,5 ml asam sulfat pekat diolah dengan 1 – 1, 5 gram ammonium persulfat pro- analisis dan 10 tetes larutan perak 0,1 N sebagai katalis .
2. Larutan didihkan selama 50 menit kemudian didinginkan sampai temperatur kamar .
3. Dititrasi dengan larutan kalium permangganat 0,1 N sampai warna merah jambu seulas .
Perhitungan :

6. Pembuatan Larutan Serium
Cara Kerja :
a.) Serium (IV) Sulfat.
Timbang dengan teknis 33 gram serium(IV) sulfat atau 63 gram Ce(SO4). 2(NH4)2 SO4. 2H2O (Catatan 1). Tambahkan dengan diaduk zat padat ini ke dalam larutan asam sulfat yang dibuat dengan menambahkan 28 ml asam sulfat pekat ke dalam 500 ml air. Aduk sampai zat padat itu melarut dan encerkan larutan menjadi 1 liter dalam botol yang besih (Catatan 2). Bubuhkan label yang tepat pada botol.
Catatan
1.
1. Jika digunakan serium(IV) oksida, timbang 21 gram zat padat dan letakkan dalam piala gelas 15000 ml. Terhadap zat padat itu ditambahkan larutan asam sulfat panas sambil diaduk, larutan tersebut dibuat dengan menambahkan 78 ml asam sulfat pekat ke dalam 300 ml air. Setelah oksida itu melarut, encerkan larutan menjadi 1 liter dan pindahkan ke dalam botol bersih.
2. Jika larutan itu keruh, haruslah disaring sebelum digunakan. Pengendapan serium(IV) fosfat sangat lambat dalam larutan asam, dan jika larutan itu harus digunakan segera setelah standadisasi, penyaringan itu dapat ditiadakan, lebih disukai untuk membiarkan 1 atau 2 minggu dan kemudian menyaringnya sebelum standardisasi.
b). Serium(IV) Ammonium Nitrat.
Timbang dengan tepat standar primer 54.83 gram serium(IV) ammonium nitrat dan taruh dalam piala gelas 1 liter(Catatan 1). Kemudian tuang 56 ml asam sulfat pekat di atas garam itu lalu aduk selama kira-kira 2 menit. Tambahkan dengan hati-hati 100 ml air dan aduk baik-baik(Catatan 2). Teruskan penambahan ai perlahan-lahan dengan pengadukan sampai volumenya sekitar 600 ml. Kemudian pindahkan larutan dingin itu ke labu volumetri 1 liter, enerkan sampai tanda, dan campur baik-baik larutan itu.
Catatan
1. Bobot ekivalen garam adalah 584.23. Cukup tepat untuk menimbang sampai desimal kedua. Mengapa? Jika digunakan mutu garam yang biasa, timbang sekitar 56 gram pada neraca teknis dan larutkan seperti yang dinyatakan. Encerkan menjadi kira-kira 1 liter dan kemudian standarkan larutan itu terhadap standar primer.
2. Tentu saja biasanya tidak dapat disarankan menambahkan air kepada asam sulfat. Lakukan operasi itu dengan sangat hati-hati untuk mencegah terpeciknya larutan asam.
7. Standardisasi Larutan Serium(IV)
Cara Kerja :
(a) Arsen(III) Oksida. Timbang secara akurat tiga porsi arsen(III) oksida murni yang telah dikeringkan dalam oven, masing-masing sekitar 0.2 gram dan masukkan ke dalam sebuah labu erlenmeyer 500 ml. Tambahkan ke dalam masing-masing labu 10 ml larutan dingin natrium hidroksida yang dibuat dengan melarutkan 20 gram natrium hidroksida dalam 80 ml air. Biarkan labu itu selama 8-10 menit,dengan kadang-kadang diaduk sampai sampel itu larut sempurna. Kemudian tambahkan 100 ml air dan asamkan larutan dengan menambahkan 25 ml asam sulfat 1 : 10. Tambahkan 2 tetes larutan osmium tetroksida 0,01 M (Catatan 1) sebagai katalis dan 2 tetes feroin [ besi (II) 1,10-fenantrolina sulfat ] sebagai indikator (Catatan 2).
Titrasikan larutan merah muda pucat itu dengan larutan serium(IV). Warna merah muda itu akan makin mencolok dengan majunya titrasi. Titik akhir akan ditandai tanpa peringatan, pada saat mana larutan akan berubah dari merah muda ke biru yang sangat pucat (atau tidak berwarna). Perubahan warna akan sangat tajam.
Titrasikan sampel lainnya dengan cara yang sama dan hitunglah normalitas larutan serium(IV).
Catatan:
1. Larutan ini dibuat dengan melarutkan 0,125 gram OsO4 dalam 50 ml asam sulfat 0,1 N.
2. Larutan ini disiapkan dengan melarutkan 1,5 gram 1,10-fenantrolina monohidrat, C12H8N2. H2O, dalam 100 ml besi (II) sulfat 0,025 M (dibuat segar).
(b) Kawat besi.
Timbang secara akurat tiga sampel kawat besi murni, bebas karat, masing-masing sekitar 0,2 gram. Letakkan tiap sampel dalam piala gelas 150 ml, dan tambahkan 20 ml asam klorida 1 : 1. Hangatkan larutan di atas penangas kukus atau di atas nyala api sampai semua besi terlarut.
Sesuaikan agar volume larutan berkisar antara 15-20 ml dengan penguapan atau pengenceran. Larutan mungkin tidak berwarna kuning kuat jika sedikit sekali besi teroksidasi menjadi keadaan +3 selama proses pelarutan. Tambahkan timah(II) klorida (Catatan 1) setetes demi setetes terhadap larutan pertama (panas) sampai larutan tidak berwarna atau hijau sangat muda, dan kemudian tambahkan 1 atau 2 tetes berlebih. Tetes pertama kira-kira cukup untuk untuk menghilangkan warna (kuning) larutan. Sekarang dinginkan larutan di bawah pancuran air keran dan dengan cepat tuangkan 20 ml larutan jenuh merkuri(II) klorida (Catatan 2). Biarkan larutan selama 3 menit dan kemudian bilas larutan itu ke dalam labu erlenmeyer 500 ml. Tambahkan 10 ml asam klorida pekat, encerkan larutan menjadi kira-kira 300 ml, dan tambahkan 2 tetes indikator feroin (Catatan 3). Titrasi dengan larutan serium(IV) sampai warna berubah dari merah muda (atau jingga kemerahan) menjadi kuning pucat.
Reduksi dan titrasi kedua sampel lainnya dengan cara yang sama. Hitunglah normalitas larutan serium(IV).
Catatan
1. Ini dibuat dengan melarutkan 113 gram SnCl2. 2H2O (bebas besi) dalam 250 ml asam klorida pekat, dengan menambahkan beberapa potong timah kembang, dan mengencerkannya menjadi 1 liter dengan air.
2. Jika kekuatan merkuri(II) klorida ditambahkan perlahan-lahan, bagian larutan ini akan sementara bertemu dengan timah(II) klorida berlebih, yang mungkin mereduksikannya menjadi merkuri metalik. Juga seandainya larutan itu panas, akan ada bahaya terbentuknya merkuri. Di sina endapan haruslah putih dan mirip sutera serta kuantitasnya tidak besar. Jika endapan itu abu-abu atau hitam, yang meandakan adanya merkuri, sampel itu harus dibuang.Jika tidak diperoleh, tanda bahwa timah(II) kloridanya tidak cukup, sampel itu harus dibuang.
3. Larutan ini disiapkan dengan melarutkan 1,5 gram 1,10-fenantrolina monohidrat, C12H8N2. H2O, dalam 100 ml besi (II) sulfat 0,025 M (dibuat segar).

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda